Annyeong...

mannaso pangabsumnida

1.29.2009

ग्व मति सूरी

Sebenernya judul post kali ini itu adalah "GW MATI SURI" tapi ntah kenapa, tulisannya jadi indihe-indihe gitu. Ga ngerti juga gw....

Naega wae? Why me? Kenapa harus gw?
It just too much... Can't I just stand on what i believe in? Why do those people still minding over my ow business? I know people won't accept it easily, but... it just too much.

I don't think i know myself well enough now... I kinda miss my old me. I'm just screwed up...
I have done two biggest mistakes in my life, and i don't need to hear another sad story to complete this series of terror.

1.08.2009

Pernikahan? Suatu bentuk Perbudakaan seumur hidup atas nama "Cinta?"

Wednesday, January 7, 2009 21.34
Pernikahan? Suatu Bentuk Perbudakan Seumur Hidup Atas Nama “Cinta”?


Hehehe… tenang isinya gak seserius judulnya kok…
Sebenarnya tulisan ini gue tulis setelah mengalami tahap perbincangan sama beberapa temen cowok di kelas gue. Jadi ceritanya nih, kan kita lagi ngobrol2 tuh di kelas sambil nunggu dosen yang seperti biasa telat datang. Nah ga tau kenapa kita malah jadi ngomongin nikah2an (mungkin karena dah pada ngerasa cukup umur buat kawin kali ya… hehehe). Trus tuh rata2 cowok2 di kelas guepada punya pendapat yang sama soal calon istri mereka ntar. Mereka pada maunya kalo istri2 mereka ntar tuh pada diam di rumah, ngurusin rumah, ngurusin anak, dan pekerjaan rumah tangga lainnya. Entah kenapa setelah ngedengar itu, gue jadi ngerasa kalo cowok2 itu selalu (gak sepenuhnya benar juga kok, mungkin ada cowok2 lain di dunia sana yang punya pendapat lain soal bakal calon istri mereka ntar) mandang cewek hanya sebagai pelengakap rumah tangga yang hanya akan berurusan dengan dapur, anak-anak, dan tempat tidur. Bagi gue itu sungguh ga adil. Buat apa coba gue sekolah tinggi2 kalo nantinya ntar hanya akan berkutat dengan tumis kangkung, jemuran, dan tempat tidur doank. Males banged kan?
Gue sama sekali ga berpikiran buruk sama yang namanya pernikahan atau menghina ibu rumah tangga. Karena itu juga bukan pekerjaan mudah. Tapi menurut gue pribadi, pernikahan bukanlah alat untuk mengekang kehidupan pasangan. Setiap orang kan puna mimpi masing2 yang mau mereka kejar. Dan ga lucu banged lah, kalo apa2 ntar minta sama suami. Dikit2 minta duit ke suami. Teman2 cowok di kelas gue berkilah dengan ngomong kalo istri mereka bekerja di luar ntar anak2nya ga dapat perhatian. Kata siapa? Emang ada bukti kongkrit? Banyak kok yang gak. Nyokap gue juga kerja di luar, tapi gue dan sodara2 gue ga pernah ngerasa kurang perhatian tuh dari beliau. Hmm… Itu juga kali ya yang bikin gue lebih respect sama wanita karir yang ngerangkap ibu rumah tangga dari pada ibu rumah tangga biasa. Sekali lagi ini Cuma pendapat gue. Ada yang setuju ada juga yang gak kan…

1.01.2009

nu year...

well, what's so special about nu year? it's just the same day as before. for me it isn't more than numbers. we're getting old and demand of everything is arising. what's so special about nu year? i always have that question every single nu year eve. why does people have to celebrate that luxuriously? don't they have any worries about the future or something? i know, i might sound... should i say, oldish? or strict... but, actually have any important thing to do than just celebrating one night. well, it's just my thought. i'm not really accustomed of celebrating something, even my birthday.. for me it's just the same day as others..
Tuesday, December 30, 2008 11.53

Akhirnya Aku (Sedikit) Menyukai Memasak

Yaak… akhirnya acara bereksperimen masak bersama sang sepupu, si Ami, berlanjut ke tahap yang agak intens. Setelah merasa sangat berpuas diri terhadap hasil masakan pertama yang konon namanya teppanyaki tapi akhirnya jadi lebih mirip telur dadar isi sayur itu, kami akhirnya memutuskan untuk memasak sesuatu yang tingkat kesukarannya lebih tinggi, yaitu nasi goreng maruk. Kenapa dikatakan maruk? Karena hampir semua isi kulkas di masukin semua ke dalam nasi goring kami, mulai dari irisan kol, daun bawang, tempe orak-arik, telur, ayam cincang, cabe rawit, cabe giling, bawang merah, sosis, etcetera etcetera lah. Dan entah kenapa hasil akhirnya malah jauh dari yang diharapkan… mantap! Ini bukan hanya didasarkan pada kenarsisan belaka tapi setelah melalui proses penyicipan yang dilakukan oleh anak2 kosan, dan akhirnya setelah menunggu dengan harap2 cemas, mereka sepakat untuk mengatakan... mantap! Pada nasi goring maruk hasil masakan coba-coba dari 2 orang sepupu yang tadinya cuma bisa merasa bosan tinggal diam di kosan, karena anak2 lainnya pada pulang ke rumah masing2.
Pesan moral yang dapat disampaikan adalah, saia yang notabene kagak pernah masuk dapur kalo di rumah ternyata bisa juga masak nasi goreng kalo emang bener2 niat. Seenggak enak-enggak enaknya masakan kalo yang namanya buatan sendiri pasti bakal tetap diabisin kan? Jadi kalo saia bisa, anda pun pasti jauh lebih pintar… okeh… maka sodara2, daripada bengong ga karuan, marilah kita habiskan waktu dengan bereksperimen membuat makanan apa saja… sape tau bisa jadi koki gitu hehehehe…